Manusia Dan Harapan
Nama: Arif Sumarsono
NPM: 1B117019
Kelas: 1KA15
Pengertian Harapan
NPM: 1B117019
Kelas: 1KA15
Pengertian Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang
tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam bidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi
yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli
mobil. Seorang yang mempunyai harapan yang bcrlebihan tentu menjadi buah tertawaan
orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”
Berhasil
atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan,
misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak
ada usaha, tidak pemah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai.
Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A, lulus pun mungkin tidak.
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan
terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha
dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti
sesuatu yang diinginkan dapat terjadi, Dengan demikian harapan
menyangkut masa depan.
Contoh:
* Budi seorang mahasiswa
STMIK Gunadarrna, ia rajin belajar dengan
harapan didalam ujian semester
mendapatkan angka yang baik
* Hadir seorang wiraswasta
yang rajin. Sejak mulai menggarap
usahanya ia mempunyai
harapan usahanya menjadi
besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan,karena itu
berusaha bersungguh-sungguh dengan
usahanya.
Dari kedua
contoh itu terlihat, apa yang diharapkan Budi
dan Hadir ialah
teljadinya buah keinginan. karena
itu mereka bekerja keras.
Budi belajar tanpa
mengenal waktu dan Hadir bekerja tanpa mengenallelah. Semuanya itu
dengan suatu keyakinan demi terwujudnya apa yang diharapkan. Jadi
untuk mewujudkan harapan
itu harus disertai dengan usaha
yang sesuai dengan apa
yang diharapkan BHa dibandingkan dengan
cita-cita , maka harapan mengandung pengertian tidak
terlalu muluk: sedangkan eita-cita pada umumnya perlu setinggi
bintang. Antar harapan
dan cita-cita terdapat
persamaam yaitu :
* keduanya menyangkut
masa depan karena
belurn terwujud
* pada urnurnnya dengan
cita-cita maupun harapan
orang menginginkan hal
yang lebih baik atau meningkat.
Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Menurut kodratnya manusia
itu adalah mahluk sosial. Setiap
lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di tengah
suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
Tidak ada satu
manusiapun yang luput
dari pergaulan hidup.
Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan
berkembang baik fisik/jasmani maupun
mental! spiritualnya. Ada dua hal
yang mendorong orang hidup bergaul
dengan manusia lain. yakni dorongan kodrat
dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan kodrat
Kodrat
ialah sitar, keadaan atau pembawaan alamiah
yang sudah terjelma dalam diri manusia
sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.Misalnya menangis,
bergembira, berpikir, berjalan,
berkata, mempunyai keturunan dan scbagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan
manusia mempunyai keinginan atau harapan,
misalnya menangis, tertawa, bergembira dan sebagainya. Seperti halnya
orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga
mengharapkan agar penonton tertawa
terbahak-bahak. Apabila penonton tidak
tertawa, harapan kedua
belah pihak gagal,
justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat
pada binatang dan
tumbuh-tumbuhan, karena
binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat
binatang. walau bagaimanapun juga
besar sekali perbedaannya. Perbedaan
antara kedua mahluk itu,
ialah bahwa manusia
memiliki budi dan
kehendak, Budi ialah
akal, kemampuan untuk
memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat
dipisahkan, sebab bila orang akan
memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui
mana yang baik dan mana yang buruk,
mana yang benar dan mana yang salah,
dan dengan kehendaknya
manusia dapat memilih.
Dalam diri
manusia masing-masing sudah terjelma
sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
berrnasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat
ini, maka manusia mempunyai
harapan.
Dorongan
kebutuhan hidup
Sudah
kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup
itu pada garis
besarnya dapat dibedakan menjadi kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah
misalnya : makan, minum.
pakaian, rumah. (sandang,
pangan. dan papan). ketenangan,
hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi
semua kebutuhan itu manusia
bekerja sama dengan
manusia lain. Hal ini disebabkan. kemampuan
manusia sangat terbatas, baik
kemampuan fisik/jasmaniah
maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai
harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Menurut Abraham Maslow
sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah
:
a)
kelangsungan hidup (survival)
b) keamanan ( safety)
c) hak dan
kewajiban mencintai dan
dicintai (beloving and love)
d) diakui lingkungan
(status)
e) perwujudan cita-cita (self actualization)
Kelangsungan
hidup (survival)
Untuk
melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan(tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan
hidup ini terlihat sejak
bayi lahir.
Setiap bayi begitu
lahir di bumi
menangis; ia telah
mengharapkan diberi makan/ minum.
Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai
dengan perkembangan hidup manusia
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk
melindungi dirinya dari cuaca.
Tetapi dalam perkembangan
hidupnya, sandang tidak
hanya sebagai perlindungan kemanan, tetapi
lebih cendenmg kepada
kebutuhan lain.
Papan yang
dimaksud adalah tempat
tinggal atau rumah.
Rumah kebutuhan primer manusia, karena
rumah itu sebagai tempat berlindung, dari panas,
gelap, dan sebagainya.
Untuk
mencukupi kebutuhan pangan,
sandang, dan papan
itu, maka manusia sejak kecil
telah mulai belajar.
Dengan pengetahuan yang
tinggi harapan memperolleh
pangan, sandang, dan papan yang layak
akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan harapan apa
yang diinginkan : pangan,
sandang dan papan yang
layak terpenuhi.
Keamanan
Setiap
orang membutuhkan keamanan.Sejak seorang
anak lahir ia telah membutuhkan keamanan.
Begitu lahir, dengan suara tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar, setiap
anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin
dilindungi. Rasa aman
tidak harus diwujudkan dengan
perlindungan yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi rasa
aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh kemanan
moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam
bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan
yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang
mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula
kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja,
semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak
itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya.
Bila
seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah
saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai.Pada saat seperti ini
remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya.Pada usia itu,
biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab
umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai
dengan alamnya.
Status
Setiap
manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Dalam lagu
“untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku ini
dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa
setiap manusia yang lahir di bwni ini
tentu akan bertanya tentang statusnya. Status keberadaannya. Status dalam
keluarga, status dalam masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting,
karena dengan status orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat
pada status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah
lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun
masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat
jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan
keahliannya atau kepangakatannya atau
profesinya. Pada saar itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau
diakui kehebatannya.
Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata
percaya. Artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah
hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada
ucapan yang sering kita dengar ia tidak percaya pada diri sendiri saya tidak
percaya ia berbuat seperti itu atau berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana juga kita harus percaya kepada pemerintah kita harus percaya akan
nasehat-nasehat kyai itu, karena nasehat-nasehat itu diambil dari ajaran
Al-Quran.
Dengan
contoh berbagai kalimat yang sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu,
maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran.
Ada
jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang. bukan karena
merupakan hasil penyelidikan
sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat
dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya. melainkan orang yang
memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari
orang lain atas kewibawaann yaitu disebut kepercayaan. Makin besar
kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin
besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap
diwahyukan artinya diberitahukan oleh
Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi
kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan
keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan
juga hak bcr agama menurut keyakinan.
Dalam hal
beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang
beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Kebenaran
Kebenaran
atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia
mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran,
sikap dan perasaan.
Dalam
tingkah laku,ucapan,perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak
mcnyimpang dan kebenaran.Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak ,
berucap maupun bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya, seperti
peribahasa yang mengatakan, “sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak
percaya”, karena itu, wajadah kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan,
ketidakpastian, dan kedukaan.
Dalam agama
Budha ada ajaran yang
dinamakan “jalan utama delapan
ruang”. Yang isinya, agar setiap
pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar,
mata percaharian yang benar,
permatian yang benar, dan
konsentrasi yang benar.
Tujuan ajaran itu
agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan,dan ketidakpastian.
Ajaran kebenaran itu juga
kita temui dalam agama-agama lain.
Jelaslah bagi kita, bahwa kebenaran atau benar
merupakan kunci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya
manusia selalu berusaha mencari
mempertahankan, mernperjuangkan kebenaran. Dr.Yuyun Suriasumantri
dalam bukunya “filsafat IImu, sebuah pengantar Populer
ada tiga teori kebenaran sebagai
berikut :
1) Teori koherensi
atau konsistensi
Yaitu
suatu pemyataan dianggap benar bila pemyataan itu bersifat koherensi atau
konsisten dengan
pemyataan-pemyataan
sebelumnya yang dianggap
benar.
Contoh : setiap manusia
akan mati. Paul Manusia.
Paul akan mati
2) Teori korespondensi
Suatu teori
yang menjalankan bahwa
suatu pemyataan benar bila
materi pengetahuan yang
dikandung pemyataan itu berkorenponden(berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan
tersebut.
Contoh : Jakarta itu ibukota
republik Indonesia
3) Teori pragrnatis
Kebenaran suatu pemyataan diukur dengan
kriteria apakah pemyataan
tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan praktis.
Dalam berbagai
jenis kebenaran tersebut yang
selalu diusahakan dan
dijaga ialah kebenaran dalam
bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat, Sebab ketidakbenaran
dalam hal-hal itu
akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama
baiknya, sehingga orang tidak
mempercayainya lagi.
Berbagai Kepercayaan dan Usaha Mengingatkannya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Sumber
kebenaran adalah manusia. Kepercayaan
itu dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada
diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu
ditanarnkan setiap pribadi manusia. Percaya
pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa,
Percaya pada diri sendiri, menganggap
dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang
diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada
orang lain
Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru,
atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap
kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap
kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak
terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan
kepada pemerintah
Berdasarkan pandanganteokratis menurut etika, filsafat tingkah laku
karya Prof.Ir.Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban
kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai
kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan).
Pandangan
demokratis mengatakanbahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik
rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya
realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti. Orang.
mempunyai arti hanya dalam masyarakat,
negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak
pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang
mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya
mempunyai kewajiban (negara diktator)
Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karcna itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4. Kepercayaan
kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena
keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tctapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaanitu amat
penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia
dcngan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak
mcmpunyai kepercayaan kcpada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang
mengalirkan daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari
padanya, manusia harus percaya kcpada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu
menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi
yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekoensinya tiap-tiap umat
beragama dalam melakukan pemujaan kcpada zat tersebut.
Berbagai
usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan
rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha
itu bergantung kepada
pribadi kondisi, situasi,
dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) meningkatkan ketaqwaan
kita dengan jalan
meningkatkan ibadah
b) meningkatkan pengabdian
kita kepada masyarakat
c) meningkatkan kecintaan
kita kepada sesama
manusia dengan jalan
suka menolong. dermawan, dan
sebagainya
d) mengurangi nafsu
mengumpulkan harta yang
berlebihan
e) menekan perasaan
negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya
Sumber: https://rayrizqie.blogspot.co.id/2015/06/ibd-bab-11-manusia-dan-harapan.html
Komentar
Posting Komentar