PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TUGAS 2 (PROVINSI)
Bangka Belitung | |||
---|---|---|---|
Provinsi | |||
|
|||
Semboyan: "Serumpun Sebalai" | |||
Peta lokasi Bangka Belitung |
|||
Negara | Indonesia | ||
Hari jadi | 21 November 2000 (hari jadi) | ||
Dasar hukum | UU 27 Tahun 2000 | ||
Ibu kota | Pangkalpinang | ||
Koordinat | 1º 50' - 3º 10' LS 105º - 108º BT |
||
Pemerintahan | |||
• Gubernur | H. Rustam Effendi, B.Sc | ||
Area | |||
• Total | 18.725.14 km2 (7,229.82 mil²) | ||
• Darat | 16.424.14 km2 (6,341.40 mil²) | ||
• Air | 65.301 km2 (25,213 mil²) 79,99% | ||
Panjang pantai: 1.200 km | |||
Populasi (2010) | |||
• Total | 1.223.296 | ||
• Kepadatan | 65/km2 (170/sq mi) | ||
Demografi | |||
• Suku bangsa | Melayu (71,89%), Tionghoa (11,54%), Jawa (5,82%), Bugis (2,69%), Madura (1,11%), lain-lain (6,95%).[1] | ||
• Agama | Islam (81,83%), Buddha (8,71%), Kong Hu Cu (5,11%), Protestan (2,44%), Katolik (1.79%), Hindu (0,13%), | ||
• Bahasa | Bahasa Melayu Bangka, Bahasa Melayu Belitung, Bahasa Tionghoa, Bahasa Indonesia | ||
Zona waktu | WIB | ||
Kabupaten | 6 | ||
Kota | 1 | ||
Kecamatan | 36 | ||
Desa/kelurahan | 326 | ||
Situs web | http://www.babelprov.go.id |
Sejarah
Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka
Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai
"Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13
Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka
Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember
1816.
Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi.
Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang.
Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan Pejabat Gubernur pertama Drs Amur Muhasyim SH dsn Ketua DPRD pertama H. Emron Pangkapi (bang Emran). Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi.
Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang.
Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan Pejabat Gubernur pertama Drs Amur Muhasyim SH dsn Ketua DPRD pertama H. Emron Pangkapi (bang Emran). Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.
Cuaca dan Iklim
Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 %
dengan rata-rata perbulan mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3
mm sampai dengan 476,3 mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1
MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 oC
dengan rata-rata suhu udara maksimum 29,9 oC dan rata-rata suhu udara minimum
24,9 oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dengan suhu
udara 31,7 oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada Bulan
Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,2 oC.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim
tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh
bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun
2007 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari
hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan,
terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai
Bulan Desember.
Geografi
Batas
wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
mempunyai batas wilayah:
- Sebelah utara dengan Laut Natuna
- Sebelah timur dengan Selat Karimata
- Sebelah selatan dengan Laut Jawa
- Sebelah barat dengan Selat Bangka
Posisi geografis
Posisi geografis provinsi ini adalah
1º50' - 3º10' LS dan 105º - 108º BT.
Tipologi
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil
pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter
di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk
Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam
Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau Belitung.
Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing ketinggiannya
mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan
ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan
Baru.
Politik dan pemerintahan
Pembagian
administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
terbagi atas tujuh daerah tingkat dua, yaitu:
- Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.
- Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
- Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
- Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan terutama di Desa Penyak dan Kurau.
- Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat "Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.
- Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. Kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini.
Flora dan fauna
Flora dan fauna khas provinsi Bangka
Belitung adalah sepasang tumbuhan dan hewan
khas yang ditetapkan sebagai maskot Bangka dan Belitung. Pemilihan sebagai
flora dan fauna khas tentunya didasarkan pada berbagai pertimbangan. Tumbuhan
dan hewan khas ini lebih jamak disebut sebagai Flora dan Fauna Identitas
Provinsi.
Layaknya
provinsi-provinsi lainnya di seluruh Indonesia, Bangka Belitung pun memiliki
sepasang tumbuhan dan hewan yang ditetapkan sebagai Flora dan Fauna Identitas
Provinsi Bangka Belitung. Adapun Flora dan Fauna Identitas atau tumbuhan dan
binatang khas provinsi ini adalah Nagasari (Palaquium rostratum) dan
Mentilin (Tarsius bancanus).
Nagasari, Flora Khas Bangka Belitung
Pohon Nagasari
Nagasari
(Palaquium rostratum) adalah tumbuhan asli Bangka Belitung, meskipun
bukan flora endemik. Tersebar secara alami
di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, dan Maluku
(Indonesia), Thailand, dan Malaysia. Nagasari kerap disebut juga sebagai Nyatuh
Pucung atau Nyatoh Pisang. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Gutta percha. Nama
latin tumbuhan ini adalah Palaquium rostratum (Miq.) Burck.
Klasifikasi
Ilmiah Nagasari: Kerajaan: Plantae. Filum: Tracheophyta. Kelas: Magnoliopsida.
Ordo: Ericales. Famili: Sapotaceae. Genus: Palaquium. Spesies: Palaquium
rostratum (Miq.) Burck.
Mentilin, Fauna Khas Bangka Belitung
Tarsius bancanus atau Mentilin
Mentilin
merupakan salah satu jenis tarsius
di Indonesia. Nama
latin binatang ini adalah Tarsius bancanus Horsfield, 1821 yang
bersinonim dengan Tarsius natunensis Chasen, 1940. Dalam bahasa Inggris di
kenal sebagai Horsfield’s Tarsier, Western Tarsier, atau Horsfield’s Tarsier.
Sedangkan di Indonesia selain disebut sebagai Mentilin juga kerap dinamai
sebagai Tarsius Bangka.
Tempat Wisata di Bangka Belitung
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut
ini adalah sejumlah tempat wisata di Bangka Belitung paling menawan dan patut
Anda kunjungi.
1.
Gunung Menumbing
Terletak di daerah Mentok pada arah
Barat Laut Pulau Bangka, Gunung Menumbing ini memiliki ketinggian sekitar 355
meter dpl. Di Gunung Menumbing jugalah merupakan tempat pengasingan Bung Karno
dan Bung Hatta oleh Belanda pada tahun 1948-1949 di Pulau Bangka.
Ada sebuah wisma yang masih terawat
hingga kini yang menjadi tempat di mana Proklamator RI tersebut diasingkan.
Wisma pengasingan ini dijaga oleh
keluarga yang adalah pula Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dari generasi ke generasi yang dari
awal memiliki tanggung jawab untuk menjaga Bung Karno dan Bung Hatta selama
pengasingan di Bangka.
Alamat Gunung
Menumbing: Desa Air Belo, Mentok, Kab. Bangka
Barat, Bangka Belitung
Koordinat GPS: -1.9998448,105.2
Koordinat GPS: -1.9998448,105.2
2.
Pantai Parai Tenggiri
Berjarak sekitar 40 km dari ibukota
Provinsi Bangka Belitung, Pangkalpinang, Pantai Parai Tenggiri adalah pantai
paling indah di Bangka Belitung dengan karakter ombak yang lembut dan permukaan
yang landai. Pantai Bangka yang satu ini memiliki panorama
yang eksotis dengan hamparan batu granitnya yang khas. Seperti pantai Bangka
lainnya, pantai Parai Tenggiri juga memiliki bebatuan granit yang berukuran
besar dalam aneka bentuk yang unik dan berjumlah banyak.
Panorama pantai yang indah dapat Anda
saksikan tatkala menaiki bebatuan granit tersebut, menyuguhkan Anda keindahan
Laut Cina Selatan yang teduh. Ada banyak kegiatan wisata menarik yang dapat
dilakukan wisatawan, di antaranya banana boat, parasailing, hingga snorkel di
Parai Tenggiri.
Selain itu, jika Anda suka memancing di
pantai ini, tersedia penyewaan perahu pancing yang lengkap dengan peralatannya.
Salah satu tempat wisata di Bangka Belitung ini juga dilengkapi dengan
fasilitas akomodasi yang lengkap, tersedia hotel hingga ressort yang dapat Anda
tempati serta fasilitas permainan air.
Untuk dapat masuk, Anda harus membayar
tiket masuk Pantai Parai Tenggiri sebesar Rp 25 ribu per orang dan tiket ini
nanti dapat ditukarkan dengan makanan atau minuman yang ada di restoran yang
terletak di pinggir pantai.
Alamat Pantai Parai
Tenggiri: Desa Sinar Baru, Sungailiat, Bangka
Belitung
Koordinat GPS: -1.806153,106.12522
Koordinat GPS: -1.806153,106.12522
3.
Pulau Memperak
Inilah keindahan tempat wisata di
Belitung yang belum diketahui banyak wisatawan, namun terkenal akan pesonanya
yang memikat. Pulau Memperak terletak di Kabupaten Belitung Timur, menyuguhkan
Anda air laut yang biru kehijauan dan bersih. Keindahan alam bawah laut di
pulau ini adalah satu hal yang tidak boleh Anda lewatkan. Inilah sebab mengapa
Pulau Memperak ini adalah salah satu tempat snorkel di Bangka Belitung yang mempesona.
Snorkeling terbaik di pulau ini dapat
dilakukan di bagian utara, timur, dan barat Pulau Memperak. Itulah spot snorkel
paling menarik untuk menikmati keindahan terumbu karang dan aneka makhluk hidup
bawah air Pulau Memperak. Dan tak lupa, gunakan alas kaki tatkala snorkel
karena terdapat bulu babi yang tajam. Pulau Memperak adalah pulau yang sepi,
hanya ada penjaga pulau saja yang tinggal dalam rumah yang dibangun di sana.
Oleh karenanya, membawa perbekalan akan sangat penting untuk menikmati pesona
wisata Bangka Belitung yang satu.
Alamat Pulau Memperak: Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung
Koordinat GPS: -2.710292,108.429822
Koordinat GPS: -2.710292,108.429822
Tradisi dan kebudayaan bangka belitung
kawin massal (nikah massal)
kawin massal ialah salah satu tradisi yang ada di desa
serdang,kec, toboali, bangka selatan. tradisi ini cukup terbilang unik karena
kebudayaan ini tidak ada duanya. tradisi ini menjadi potensi wisata yang harus
dilestarikan agar trdisi ini tetap ada sampai anak cucu kita.
Buang Jong berasal dari dua suku kata. Buang artinya membuang; dan
Jong artinya adalah Jong (sejenis perahu). Dengan kata lain Buang Jong berarti
membuang atau melayarkan perahu Jong ke laut, dalam ritual tradisi ini adalah
miniatur perahu.
uang Jong -
ritual tradisi melepas miniatur perahu yang disebut Jong dan Ancak yang
terbuat dari kerangka bambu yang dibentuk seperti rumah yang berisi berbagai
macam sesaji – merupakan budaya tradisional, turun-temurun dilakukan setiap
tahun oleh Suku Sawang di Pulau Belitung pada setiap dimulainya angin musim
barat, biasanya pada bulan Agustus atau November, di mana angin dan gelombang
sangat besar. Di Belitung, ini disebut Musim Barat.
Melalui upacara ritual tradisi Buang Jong
dengan tujuan meminta perlindungan dan keselamatan, sehingga mereka akan
terhindar dari bencana saat mereka berlayar ke laut lepas untuk menangkap ikan
sebagai mata pencaharian mereka.
Prosesi ini akan berlangsung 3 hari dan malam,
sesuai dengan kondisi kebiasaan upacara yang harus dipenuhi. Semua proses
upacara dipimpin oleh seorang dukun atau pemimpin adat masyarakat Suku Sawang.
Tradisi Buang Jong sendiri berakhir dengan sebuah miniatur kapal dilayarkan
dengan berbagai macam sesaji ke laut.
Nusa Tenggara Barat | |||
---|---|---|---|
Provinsi | |||
|
|||
Peta lokasi Nusa Tenggara Barat |
|||
Negara | Indonesia | ||
Ibu kota | Mataram | ||
Koordinat | 9º 20' - 6º 20' LS 115º 30' - 119º 30' BT |
||
Pemerintahan | |||
• Gubernur | K.H Muhammad Zainul Majdi, M.A [1] |
||
• Wakil Gubernur | Ir. H. Badrul Munir, M.M | ||
Area[2] | |||
• Total | 20.153.15 km2 (7,781.17 mil²) | ||
Populasi (2010)[3] | |||
• Total | 4.500.212 | ||
• Kepadatan | 220/km2 (580/sq mi) | ||
Demografi | |||
• Suku bangsa | Sasak (68%), Bima (14%), Sumbawa (8%), Bali (3%), Dompu (3%), Jawa (2%)[4] | ||
• Agama | Islam (96%), Hindu (3%), Buddha (0.5%), Kristen (0.5%) | ||
• Bahasa | Indonesia, Sasak,Samawa,Mbojo | ||
Zona waktu | WITA | ||
Kabupaten | 7 | ||
Kota | 2 | ||
Kecamatan | 116 | ||
Desa/kelurahan | 960 | ||
Lagu daerah | Orlen-orlen | ||
Situs web | www.ntbprov.go.id |
Arti Lambang
Berlatar belakang perisai sebagai
gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6 unsur,
yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan kubah.
- Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.
- Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.
- Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.
- Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.
- Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.
- Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.
Sejarah
Keberadaan status provinsi, bagi NTB
tidak datang dengan sendirinya. Perjuangan menuntut terbentuknya Provinsi NTB
berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama. Provinsi NTB, sebelumnya sempat
menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur dalam konsepsi Negara Republik
Indonesia Serikat,dan menjadi bagian dari Provinsi Sunda kecil setelah
pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
Seiring dinamika zaman dan setelah
mengalami beberapa kali proses perubahan sistem ketatanegaraan pasca
diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia, barulah terbentuk Provinsi
NTB. NTB, secara resmi mendapatkan status sebagai provinsi sebagaimana adanya
sekarang, sejak tahun 1958, berawal dari ditetapkannya Undang-undang Nomor 64
Tahun 1958 Tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra
Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dan yang dipercayakan menja di Gubernur pertamanya
adalah AR. Moh. Ruslan Djakraningrat.
Walaupun secara yuridis formal Daerah
Tingkat I NTB yang meliputi 6 Daerah Tingkat II dibentuk pada tanggal 14
Agustus 1958, namun penyelenggaraan pemerintahan berjalan berdasarkan Undang-
undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950, dan Undang-undang Nomor 1
Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Keadaan yang tumpang tindih ini berlangsung hingga tanggal 17 Desember 1958, ketika Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa di likuidasi. Hari likuidasi inilah yang menandai resmi terbentuknyaProvinsi NTB. Zaman terus berganti, konsolidasi kekuasaan dan pemerintahanpun terus terjadi.
Keadaan yang tumpang tindih ini berlangsung hingga tanggal 17 Desember 1958, ketika Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa di likuidasi. Hari likuidasi inilah yang menandai resmi terbentuknyaProvinsi NTB. Zaman terus berganti, konsolidasi kekuasaan dan pemerintahanpun terus terjadi.
Pada tahun 1968 dalam situasi yang
masih belum menggembirakan sebagai akibat berbagai krisis nasional yang membias
ke daerah, gubernur pertama AR. Moh. Ruslan Tjakraningrat digantikan oleh
HR.Wasita Kusuma. Dengan mulai bergulirnya program pembangunan lima tahun tahap
pertama (pelita I) langkah perbaikan ekonomi, sosial, politik mulai terjadi.
Pada tahun 1978 H.R.Wasita Kusuma digantikan H.Gatot Soeherman sebagai Gubernur
Provinsi NTB yang ketiga. Dalam masa kepemimpinannya, usaha-usaha pembangunan
kian dimantapkan dan Provinsi NTB yang dikenal sebagai daerah minus, berubah
menjadi daerah swasembada. Pada tahun 1988 Drs. H. Warsito, SH terpilih
memimpin NTB menggantikan H. Gatot Soeherman. Drs.H.Warsito, SH mengendalikan
tampuk pemerintahan di Provinsi NTB untuk masa dua periode, sebelum digantikan
Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si pada tanggal 31 Agustus 1998.
Drs. H. Harun Al Rasyid M.Si berjuang
membangun NTB dengan berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
Program Gema Prima. Tahun 2003 hingga 1 september 2008 Drs. H. Lalu Serinatadan
wakil Gubernur Drs.H.B. Thamrin Rayes memimpin NTB. Pada masa ini berbagai
macam upaya dilakukan dalam membangun NTB dan mengejar ketertinggalan
diberbagai bidang dan sektor. Di zaman ini,sejumlah program diluncurkan,
seperti Gerbang E-Mas dengan Program Emas Bangun Desa. Selain itu, pada masa
ini pembangunan Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah mulai terealisasi
dan rampung pada pertengahan 2009.
Dalam usianya yang ke-52 Provinsi NTB
kini dipimpin oleh Gubernur Dr. KH. M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur Ir. H.
Badrul Munir, MM. Pada tahun 2010 ini, kedua pasangan pemimpin menggenapkan dua
tahun pemerintahannya di Provinsi NTB untuk mengemban amanah dan harapan
masyarakat Nusa Tenggara Barat dalam mencapai kesejahteraan dan pembangunan
daerah menuju NTB yang Beriman dan Berdaya Saing.
Geografis
Nusa Tenggara Barat terdiri dari
Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki luas wilayah 20.153,15 km2. Terletak
antara 115° 46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9 °g 5' Lintang Selatan.
Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari
permukaan laut, sementara Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut. Dari
tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan gunung
tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung
tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.
Iklim
Berdasarkan data statistik dari
lembaga meteorologi, temperatur maksimum pada tahun 2001 berkisar antara 30,9°
– 32,1° C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6° - 24,5°C.
Temperatur tertinggi terjadi pada bulan September dan terendah ada bulan
November. Sebagai daerah tropis, NTB mempunyai rata-rata kelembaban yang
relatif tinggi, yaitu antara 48 - 95 %.
Batas wilayah
Flora dan Fauna
Provinsi NTT dikenal dunia dengan
adanya Pulau Komodo. Pulau Komodo ini dikenal sebagai habitat asli hewan
komodo. Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO,
dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau
Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang. Tahun 2009, Taman Nasional
Komodo dinobatkan menjadi finalis New
Seven Wonders of Nature yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online.
Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang
sementara, dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang
tersebut bersama dengan Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun
Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa,
dan Table Mountain. Taman Nasional Komodo mendapatkan suara
terbanyak. Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik.
Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah
dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang,
jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor
komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores.
Selain
komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang
yang mana digunakan oleh warga sekitar sebagai obat dan bahan pewarna pakaian.
Pohon nitak ini atau sterculia oblongatadi diyakini berguna sebagai
obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.
Provinsi yang Kaya Warisan Budaya
Adat dan istiadat serta budaya yang masih tetap
dipertahankan adalah merupakan filter untuk dapat menyaring masuknya budaya
asing yang dapat mempengaruhi mental masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Banyak sekali warisan budaya yang dapat ditemukan di Provinsi Nusa
Tenggara Timur ini. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Kabupaten Alor adalah sebuah kabupaten yang penuh dengan misteri dan dalam hal magic dan merupakan daerah nomor dua setelah sebuah daerah di Afrika. Kabupaten Alor sangat eksotik dan indah serta dipenuhi dengan misteri-misteri alam yang sampai saat ini belum dapat dipecahkan. Sebagai daerah penuh misteri, Alor memiliki suku tradisional Takpala, pakaian berbahan dasar kulit kayu yang sering digunakan suku kabola.
- Kabupaten Sumba Barat merupakan suatu Kabupaten yang menyimpan berbagai keunikan budaya megalitik. Situs Megalit LAI TARUNG merupakan obyek Kampung Adat Megalitik dengan menhir kuburan kuno sejak purbakala. Pulau Sumba secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai dunia para arwah atau leluhur. Hal ini dikarenakan oleh kepercayaan masyarakat sumba akan keyakinan kuno yang disebut Marapu. Marapu adalah suatu kepercayaan bahwa pada hakekatnya manusia akan mengalami kematian sebagai akhir kehidupan dunia nyata dan beralih ke dunia tidak nyata/marapu atau dunia arwah. Di dalam kehidupan tidak nyata tersebut manusia masih terus berhubungan dengan manusia hidup melalui upacara-upacara adat.
Sumber:
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Bangka_Belitung
-
http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat
- http://febriansyahevans.blogspot.com/
-
http://alamendah.org/2015/03/10/flora-dan-fauna-khas-bangka-belitung/
-
http://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/bangka-belitung/inilah-11-tempat-wisata-di-bangka-belitung-paling-memikat/2647/
Komentar
Posting Komentar