PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TUGAS 2 (PROVINSI)


Bangka Belitung
Provinsi
Pangkalpinang-Bangka Island.jpg
Bendera Bangka Belitung
Bendera
Lambang Bangka Belitung
Lambang
Semboyan: "Serumpun Sebalai"
Peta lokasi Bangka Belitung
Peta lokasi Bangka Belitung
Negara  Indonesia
Hari jadi 21 November 2000 (hari jadi)
Dasar hukum UU 27 Tahun 2000
Ibu kota Pangkalpinang
Koordinat 1º 50' - 3º 10' LS
105º - 108º BT
Pemerintahan
 • Gubernur H. Rustam Effendi, B.Sc
Area
 • Total 18.725.14 km2 (7,229.82 mil²)
 • Darat 16.424.14 km2 (6,341.40 mil²)
 • Air 65.301 km2 (25,213 mil²)  79,99%
Panjang pantai: 1.200 km
Populasi (2010)
 • Total 1.223.296
 • Kepadatan 65/km2 (170/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsa Melayu (71,89%), Tionghoa (11,54%), Jawa (5,82%), Bugis (2,69%), Madura (1,11%), lain-lain (6,95%).[1]
 • Agama Islam (81,83%), Buddha (8,71%), Kong Hu Cu (5,11%), Protestan (2,44%), Katolik (1.79%), Hindu (0,13%),
 • Bahasa Bahasa Melayu Bangka, Bahasa Melayu Belitung, Bahasa Tionghoa, Bahasa Indonesia
Zona waktu WIB
Kabupaten 6
Kota 1
Kecamatan 36
Desa/kelurahan 326
Situs web http://www.babelprov.go.id




Sejarah

Wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, terutama Pulau Bangka berganti-ganti menjadi daerah taklukan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kapitulasi dengan Belanda, Kepulauan Bangka Belitung menjadi jajahan Inggris sebagai "Duke of Island". 20 Mei 1812 kekuasaan Inggris berakhir setelah konvensi London 13 Agustus 1824, terjadi peralihan kekuasaan daerah jajahan Kepulauan Bangka Belitung antara MH. Court (Inggris) dengan K. Hcyes (Belanda) di Muntok pada 10 Desember 1816

Kekuasaan Belanda mendapat perlawanan Depati Barin dan putranya Depati Amir yang di kenal sebagai perang Depati Amir (1849-1851). Kekalahan perang Depati Amir menyebabkan Depati Amir diasingkan ke Desa Air Mata Kupang NTT. Atas dasar stbl. 565, tanggal 2 Desember 1933 pada tanggal 11 Maret 1933 di bentuk Resindetil Bangka Belitung Onderhoregenheden yang dipimpin seorang residen Bangka Belitung dengan 6 Onderafdehify yang di pimpin oleh Ast. Residen. Di Pulau Bangka terdapat 5 Onderafdehify yang akhirnya menjadi 5 Karesidenan sedang di Pulau Belitung terdapat 1 Karesidenan. Di zaman Jepang, Karesidenan Bangka Belitung di perintah oleh pemerintahan Militer Jepang yang disebut Bangka Beliton Ginseibu. Setelah Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, oleh Belanda di bentuk Dewan Bangka Sementara pada 10 Desember 1946 (stbl.1946 No.38) yang selanjutnya resmi menjadi Dewan Bangka yang diketuai oleh Musarif Datuk Bandaharo Leo yang dilantik Belanda pada 11 November 1947. Dewan Bangka merupakan Lembaga Pemerintahan Otonomi Tinggi. 

Pada 23 Januari 1948 (stb1.1948 No.123), Dewan Bangka, Dewan Belitung dan Dewan Riau bergabung dalam Federasi Bangka Belitung dan Riau (FABERI) yang merupakan suatu bagian dalam Negara Republik Indonesia Serikat (RIS). Berdasarkan Keputusan Presiden RIS Nomor 141 Tahun 1950 kembali bersatu dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga berlaku undang-undang Nomor 22 Tahun 1948. Pada tanggal 22 April 1950 oleh Pemerintah diserahkan wilayah Bangka Belitung kepada Gubernur Sumatera Selatan Dr. Mohd. lsa yang disaksikan oleh Perdana Menteri Dr. Hakim dan Dewan Bangka Belitung dibubarkan. Sebagai Residen Bangka Belitung ditunjuk R. Soemardja yang berkedudukan di Pangkalpinang.Berdasarkan UUDS 1950 dan UU Nomor 22 Tahun 1948 dan UU Darurat Nomor 4 tanggal 16 November 1956 Karesidenan Bangka Belitung berada di Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Bangka dan dibentuk juga kota kecil Pangkalpinang. 

Berdasarkan UU Nomor 1 Tahun 1957 Pangkalpinang menjadi Kota Praja. Pada tanggal 13 Mei 1971 Presiden Soeharto meresmikan Sungai Liat sebagai ibukota Kabupaten Bangka. Berdasarkan UU Nomor 27 Tahun 2000 wilayah Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung menjadi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan Pejabat Gubernur pertama Drs Amur Muhasyim SH dsn Ketua DPRD pertama H. Emron Pangkapi (bang Emran). Selanjutnya sejak tanggal 27 Januari 2003 Provinsi Kepualauan Bangka Belitung mengalami pemekaran wilayah dengan menambah 4 Kabupaten baru yaitu Kabupaten Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung Timur dan Bangka Selatan.

Cuaca dan Iklim

Tahun 2007 kelembaban udara di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkisar antara 77,4 % sampai dengan 87,3 % dengan rata-rata perbulan mencapai 83,1 %, dengan curah hujan antara 58,3 mm sampai dengan 476,3 mm dan tekanan udara selama tahun 2007 sekitar 1.010,1 MBS. Rata-rata suhu udara selama tahun 2007 di provinsi ini mencapai 26,7 oC dengan rata-rata suhu udara maksimum 29,9 oC dan rata-rata suhu udara minimum 24,9 oC. Suhu udara maksimum tertinggi terjadi pada Bulan Oktober dengan suhu udara 31,7 oC, sedangkan untuk suhu udara minimum terendah terjadi pada Bulan Februari dan Maret dengan suhu udara sebesar 23,2 oC.
Kepulauan Bangka Belitung memiliki Iklim tropis yang dipengaruhi angin musim yang mengalami bulan basah selama tujuh bulan sepanjang tahun dan bulan kering selama lima bulan terus menerus. Tahun 2007 bulan kering terjadi pada Bulan Agustus sampai dengan Oktober dengan hari hujan 11-15 hari per bulan. Untuk bulan basah hari hujan 16-27 hari per bulan, terjadi pada Bulan Januari sampai dengan Bulan Juli dan Bulan November sampai Bulan Desember.

Geografi

Batas wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai batas wilayah:
 

Posisi geografis
Posisi geografis provinsi ini adalah 1º50' - 3º10' LS dan 105º - 108º BT.



Tipologi
Keadaan alam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagian besar merupakan dataran rendah, lembah dan sebagian kecil pegunungan dan perbukitan. Ketinggian dataran rendah rata-rata sekitar 50 meter di atas permukaan laut dan ketinggian daerah pegunungan antara lain untuk Gunung Maras mencapai 699 meter di Kecamatan Belinyu (P. Bangka), Gunung Tajam Kaki ketinggiannya kurang lebih 500 meter diatas permukaan laut di Pulau Belitung. Sedangkan untuk daerah perbukitan seperti Bukit Menumbing ketinggiannya mencapai kurang lebih 445 meter di Kecamatan Mentok dan Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter di atas permukaan laut di Kecamatan Pangkalan Baru.



Politik dan pemerintahan

Pembagian administratif
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terbagi atas tujuh daerah tingkat dua, yaitu:
  1. Kabupaten Bangka (ibukota: Sungailiat): Sejak masih bergabung dengan Sumatera Selatan maupun setelah lepas, Kabupaten Bangka merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak. Saat lepas dari Sumsel, luas Kabupaten Bangka meliputi 91% luas pulau Bangka (11.000 km2), namun pada tahun 2003 Kabupaten Bangka dimekarkan menjadi 4 Kabupaten. oleh karena itu, Kabupaten Bangka juga dikenal sebagai Kabupaten Bangka Induk.
  2. Kabupaten Belitung (Ibukota: Tanjungpandan: Pada awalnya meliputi seluruh pulau Belitung dan pulau kecil di sekitarnya, namun pada tahun 2003 dimekarkan menjadi 2 kabupaten.
  3. Kabupaten Bangka Barat (ibukota: Mentok): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Kabupaten Bangka Barat merupakan titik penyebrangan yang menghubungkan Bangka dengan Sumatera Selatan melalui pelabuhan Mentok yang merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di Indonesia. kota Mentok sendiri merupakan pusat pengolahan timah Bangka serta tempat Bung Karno, Bung Hatta, Moh. Roem dan pemimpin nasional lain diasingkan selama masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
  4. Kabupaten Bangka Tengah (ibukota: Koba): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. merupakan pusat perikanan Bangka Belitung. sepanjang jalan raya Pangkalpinang-Koba (60 km) terdapat pantai indah tepat di sisi jalan terutama di Desa Penyak dan Kurau.
  5. Kabupaten Bangka Selatan (ibukota: Toboali): Merupakan kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Bangka pada tahun 2003. Daerahnya meliputi bagian selatan Pulau Bangka, termasuk pulau-pulau kecil seperti Pulau Lepar, Pulau Pongok dan pulau Nanas. Kabupaten Bangka Selatan merupakan pusat penghasil beras Kepulauan Bangka Belitung. Juga merupakan daerah tujuan transmigran dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
  6. Kabupaten Belitung Timur (ibukota: Manggar): merupakan pemekaran Kabupaten Belitung tahun 2003. Tempat ini merupakan tempat "Laskar Pelangi" yang ditulis Andrea Hirata.
  7. Kota Pangkal Pinang: merupakan ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sejak tahun 2002. Kota terbesar dan teramai di provinsi ini. sebelumnya merupakan ibukota kabupaten Bangka, namun pada tahun 1971 ibukota kabupaten Bangka pindah ke Sungailiat dan kota Pangkalpinang menjadi kota sendiri. Kantor pusat PT. Timah Tbk. berada di wilayah ini. 

Flora dan fauna

Flora dan fauna khas provinsi Bangka Belitung adalah sepasang tumbuhan dan hewan khas yang ditetapkan sebagai maskot Bangka dan Belitung. Pemilihan sebagai flora dan fauna khas tentunya didasarkan pada berbagai pertimbangan. Tumbuhan dan hewan khas ini lebih jamak disebut sebagai Flora dan Fauna Identitas Provinsi.
Layaknya provinsi-provinsi lainnya di seluruh Indonesia, Bangka Belitung pun memiliki sepasang tumbuhan dan hewan yang ditetapkan sebagai Flora dan Fauna Identitas Provinsi Bangka Belitung. Adapun Flora dan Fauna Identitas atau tumbuhan dan binatang khas provinsi ini adalah Nagasari (Palaquium rostratum) dan Mentilin (Tarsius bancanus).


Nagasari, Flora Khas Bangka Belitung
Image result for flora fauna belitung
Pohon Nagasari
Nagasari (Palaquium rostratum) adalah tumbuhan asli Bangka Belitung, meskipun bukan flora endemik. Tersebar secara alami di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Kepulauan Sunda Kecil, Sulawesi, dan Maluku (Indonesia), Thailand, dan Malaysia. Nagasari kerap disebut juga sebagai Nyatuh Pucung atau Nyatoh Pisang. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Gutta percha. Nama latin tumbuhan ini adalah Palaquium rostratum (Miq.) Burck.
Klasifikasi Ilmiah Nagasari: Kerajaan: Plantae. Filum: Tracheophyta. Kelas: Magnoliopsida. Ordo: Ericales. Famili: Sapotaceae. Genus: Palaquium. Spesies: Palaquium rostratum (Miq.) Burck.


Mentilin, Fauna Khas Bangka Belitung
 Image result for flora fauna belitung
Tarsius bancanus atau Mentilin
Mentilin merupakan salah satu jenis tarsius di Indonesia. Nama latin binatang ini adalah Tarsius bancanus Horsfield, 1821 yang bersinonim dengan Tarsius natunensis Chasen, 1940. Dalam bahasa Inggris di kenal sebagai Horsfield’s Tarsier, Western Tarsier, atau Horsfield’s Tarsier. Sedangkan di Indonesia selain disebut sebagai Mentilin juga kerap dinamai sebagai Tarsius Bangka.


Tempat Wisata di Bangka Belitung

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah sejumlah tempat wisata di Bangka Belitung paling menawan dan patut Anda kunjungi.


1. Gunung Menumbing
   Image result for gunung menumbing
Terletak di daerah Mentok pada arah Barat Laut Pulau Bangka, Gunung Menumbing ini memiliki ketinggian sekitar 355 meter dpl. Di Gunung Menumbing jugalah merupakan tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta oleh Belanda pada tahun 1948-1949 di Pulau Bangka.
Ada sebuah wisma yang masih terawat hingga kini yang menjadi tempat di mana Proklamator RI tersebut diasingkan.
Wisma pengasingan ini dijaga oleh keluarga yang adalah pula Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dari generasi ke generasi yang dari awal memiliki tanggung jawab untuk menjaga Bung Karno dan Bung Hatta selama pengasingan di Bangka.
Alamat Gunung Menumbing: Desa Air Belo, Mentok, Kab. Bangka Barat, Bangka Belitung
Koordinat GPS: -1.9998448,105.2
  
2. Pantai Parai Tenggiri
Image result for Pantai Parai Tenggiri
Berjarak sekitar 40 km dari ibukota Provinsi Bangka Belitung, Pangkalpinang, Pantai Parai Tenggiri adalah pantai paling indah di Bangka Belitung dengan karakter ombak yang lembut dan permukaan yang landai. Pantai Bangka yang satu ini memiliki panorama yang eksotis dengan hamparan batu granitnya yang khas. Seperti pantai Bangka lainnya, pantai Parai Tenggiri juga memiliki bebatuan granit yang berukuran besar dalam aneka bentuk yang unik dan berjumlah banyak.
Panorama pantai yang indah dapat Anda saksikan tatkala menaiki bebatuan granit tersebut, menyuguhkan Anda keindahan Laut Cina Selatan yang teduh. Ada banyak kegiatan wisata menarik yang dapat dilakukan wisatawan, di antaranya banana boat, parasailing, hingga snorkel di Parai Tenggiri.
Selain itu, jika Anda suka memancing di pantai ini, tersedia penyewaan perahu pancing yang lengkap dengan peralatannya. Salah satu tempat wisata di Bangka Belitung ini juga dilengkapi dengan fasilitas akomodasi yang lengkap, tersedia hotel hingga ressort yang dapat Anda tempati serta fasilitas permainan air.
Untuk dapat masuk, Anda harus membayar tiket masuk Pantai Parai Tenggiri sebesar Rp 25 ribu per orang dan tiket ini nanti dapat ditukarkan dengan makanan atau minuman yang ada di restoran yang terletak di pinggir pantai.
Alamat Pantai Parai Tenggiri: Desa Sinar Baru, Sungailiat, Bangka Belitung
Koordinat GPS: -1.806153,106.12522



3. Pulau Memperak
   Image result for Pulau Memperak
Inilah keindahan tempat wisata di Belitung yang belum diketahui banyak wisatawan, namun terkenal akan pesonanya yang memikat. Pulau Memperak terletak di Kabupaten Belitung Timur, menyuguhkan Anda air laut yang biru kehijauan dan bersih. Keindahan alam bawah laut di pulau ini adalah satu hal yang tidak boleh Anda lewatkan. Inilah sebab mengapa Pulau Memperak ini adalah salah satu tempat snorkel di Bangka Belitung yang mempesona.
Snorkeling terbaik di pulau ini dapat dilakukan di bagian utara, timur, dan barat Pulau Memperak. Itulah spot snorkel paling menarik untuk menikmati keindahan terumbu karang dan aneka makhluk hidup bawah air Pulau Memperak. Dan tak lupa, gunakan alas kaki tatkala snorkel karena terdapat bulu babi yang tajam. Pulau Memperak adalah pulau yang sepi, hanya ada penjaga pulau saja yang tinggal dalam rumah yang dibangun di sana. Oleh karenanya, membawa perbekalan akan sangat penting untuk menikmati pesona wisata Bangka Belitung yang satu.
Alamat Pulau Memperak: Kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung
Koordinat GPS: -2.710292,108.429822



Tradisi dan kebudayaan bangka belitung

kawin massal (nikah massal)
kawin massal ialah salah satu tradisi yang ada di desa serdang,kec, toboali, bangka selatan. tradisi ini cukup terbilang unik karena kebudayaan ini tidak ada duanya. tradisi ini menjadi potensi wisata yang harus dilestarikan agar trdisi ini tetap ada sampai anak cucu kita.
Buang Jong berasal dari dua suku kata. Buang artinya membuang; dan Jong artinya adalah Jong (sejenis perahu). Dengan kata lain Buang Jong berarti membuang atau melayarkan perahu Jong ke laut, dalam ritual tradisi ini adalah miniatur perahu.

       Image result for muang jong belitung
uang Jong - ritual tradisi melepas miniatur perahu yang disebut Jong dan Ancak yang terbuat dari kerangka bambu yang dibentuk seperti rumah yang berisi berbagai macam sesaji – merupakan budaya tradisional, turun-temurun dilakukan setiap tahun oleh Suku Sawang di Pulau Belitung pada setiap dimulainya angin musim barat, biasanya pada bulan Agustus atau November, di mana angin dan gelombang sangat besar. Di Belitung, ini disebut Musim Barat.
Melalui upacara ritual tradisi Buang Jong dengan tujuan meminta perlindungan dan keselamatan, sehingga mereka akan terhindar dari bencana saat mereka berlayar ke laut lepas untuk menangkap ikan sebagai mata pencaharian mereka.
Prosesi ini akan berlangsung 3 hari dan malam, sesuai dengan kondisi kebiasaan upacara yang harus dipenuhi. Semua proses upacara dipimpin oleh seorang dukun atau pemimpin adat masyarakat Suku Sawang. Tradisi Buang Jong sendiri berakhir dengan sebuah miniatur kapal dilayarkan dengan berbagai macam sesaji ke laut.
  

Nusa Tenggara Barat
Provinsi
Bendera Nusa Tenggara Barat
Bendera
Lambang Nusa Tenggara Barat
Lambang
Peta lokasi Nusa Tenggara Barat
Peta lokasi Nusa Tenggara Barat
Negara  Indonesia
Ibu kota Mataram
Koordinat 9º 20' - 6º 20' LS
115º 30' - 119º 30' BT
Pemerintahan
 • Gubernur K.H Muhammad Zainul Majdi, M.A
[1]
 • Wakil Gubernur Ir. H. Badrul Munir, M.M
Area[2]
 • Total 20.153.15 km2 (7,781.17 mil²)
Populasi (2010)[3]
 • Total 4.500.212
 • Kepadatan 220/km2 (580/sq mi)
Demografi
 • Suku bangsa Sasak (68%), Bima (14%), Sumbawa (8%), Bali (3%), Dompu (3%), Jawa (2%)[4]
 • Agama Islam (96%), Hindu (3%), Buddha (0.5%), Kristen (0.5%)
 • Bahasa Indonesia, Sasak,Samawa,Mbojo
Zona waktu WITA
Kabupaten 7
Kota 2
Kecamatan 116
Desa/kelurahan 960
Lagu daerah Orlen-orlen
Situs web www.ntbprov.go.id


Arti Lambang

Berlatar belakang perisai sebagai gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6 unsur, yakni: bintang, kapas dan padi, menjangan gunung dan kubah.
  • Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958.
  • Hari tersebut dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian padi 58.
  • Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.
  • Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau Sumbawa.
  • Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani sebagai gunung tertinggi di Lombok.
  • Kubah melambangkan ketaatan beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.


Sejarah

Keberadaan status provinsi, bagi NTB tidak datang dengan sendirinya. Perjuangan menuntut terbentuknya Provinsi NTB berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama. Provinsi NTB, sebelumnya sempat menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur dalam konsepsi Negara Republik Indonesia Serikat,dan menjadi bagian dari Provinsi Sunda kecil setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
Seiring dinamika zaman dan setelah mengalami beberapa kali proses perubahan sistem ketatanegaraan pasca diproklamasikannya Kemerdekaan Republik Indonesia, barulah terbentuk Provinsi NTB. NTB, secara resmi mendapatkan status sebagai provinsi sebagaimana adanya sekarang, sejak tahun 1958, berawal dari ditetapkannya Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tanggal 14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dan yang dipercayakan menja di Gubernur pertamanya adalah AR. Moh. Ruslan Djakraningrat.
Walaupun secara yuridis formal Daerah Tingkat I NTB yang meliputi 6 Daerah Tingkat II dibentuk pada tanggal 14 Agustus 1958, namun penyelenggaraan pemerintahan berjalan berdasarkan Undang- undang Negara Indonesia Timur Nomor 44 Tahun 1950, dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. 

Keadaan yang tumpang tindih ini berlangsung hingga tanggal 17 Desember 1958, ketika Pemerintah Daerah Lombok dan Sumbawa di likuidasi. Hari likuidasi inilah yang menandai resmi terbentuknyaProvinsi NTB. Zaman terus berganti, konsolidasi kekuasaan dan pemerintahanpun terus terjadi.
Pada tahun 1968 dalam situasi yang masih belum menggembirakan sebagai akibat berbagai krisis nasional yang membias ke daerah, gubernur pertama AR. Moh. Ruslan Tjakraningrat digantikan oleh HR.Wasita Kusuma. Dengan mulai bergulirnya program pembangunan lima tahun tahap pertama (pelita I) langkah perbaikan ekonomi, sosial, politik mulai terjadi. Pada tahun 1978 H.R.Wasita Kusuma digantikan H.Gatot Soeherman sebagai Gubernur Provinsi NTB yang ketiga. Dalam masa kepemimpinannya, usaha-usaha pembangunan kian dimantapkan dan Provinsi NTB yang dikenal sebagai daerah minus, berubah menjadi daerah swasembada. Pada tahun 1988 Drs. H. Warsito, SH terpilih memimpin NTB menggantikan H. Gatot Soeherman. Drs.H.Warsito, SH mengendalikan tampuk pemerintahan di Provinsi NTB untuk masa dua periode, sebelum digantikan Drs. H. Harun Al Rasyid, M.Si pada tanggal 31 Agustus 1998.
Drs. H. Harun Al Rasyid M.Si berjuang membangun NTB dengan berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui Program Gema Prima. Tahun 2003 hingga 1 september 2008 Drs. H. Lalu Serinatadan wakil Gubernur Drs.H.B. Thamrin Rayes memimpin NTB. Pada masa ini berbagai macam upaya dilakukan dalam membangun NTB dan mengejar ketertinggalan diberbagai bidang dan sektor. Di zaman ini,sejumlah program diluncurkan, seperti Gerbang E-Mas dengan Program Emas Bangun Desa. Selain itu, pada masa ini pembangunan Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah mulai terealisasi dan rampung pada pertengahan 2009.
Dalam usianya yang ke-52 Provinsi NTB kini dipimpin oleh Gubernur Dr. KH. M. Zainul Majdi dan Wakil Gubernur Ir. H. Badrul Munir, MM. Pada tahun 2010 ini, kedua pasangan pemimpin menggenapkan dua tahun pemerintahannya di Provinsi NTB untuk mengemban amanah dan harapan masyarakat Nusa Tenggara Barat dalam mencapai kesejahteraan dan pembangunan daerah menuju NTB yang Beriman dan Berdaya Saing.


Geografis

Nusa Tenggara Barat terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki luas wilayah 20.153,15 km2. Terletak antara 115° 46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9 °g 5' Lintang Selatan. Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan laut, sementara Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut. Dari tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan gunung tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.


Iklim

Berdasarkan data statistik dari lembaga meteorologi, temperatur maksimum pada tahun 2001 berkisar antara 30,9° – 32,1° C, dan temperatur minimum berkisar antara 20,6° - 24,5&degC. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan September dan terendah ada bulan November. Sebagai daerah tropis, NTB mempunyai rata-rata kelembaban yang relatif tinggi, yaitu antara 48 - 95 %.

Batas wilayah



Flora dan Fauna

Provinsi NTT dikenal dunia dengan adanya Pulau Komodo. Pulau Komodo ini dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang. Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis New Seven Wonders of Nature yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online. Pada tanggal 11 November 2011, New 7 Wonders telah mengumumkan pemenang sementara, dan Taman Nasional Komodo masuk kedalam jajaran pemenang tersebut bersama dengan Hutan Amazon, Teluk Halong, Air Terjun Iguazu, Pulau Jeju, Sungai Bawah Tanah Puerto Princesa, dan Table Mountain. Taman Nasional Komodo mendapatkan suara terbanyak. Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores.

Image result for pulau komodo
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang mana digunakan oleh warga sekitar sebagai obat dan bahan pewarna pakaian. Pohon nitak ini atau sterculia oblongatadi diyakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

                                    

Provinsi yang Kaya Warisan Budaya

Adat dan istiadat serta budaya yang masih tetap dipertahankan adalah merupakan filter untuk dapat menyaring masuknya budaya asing yang dapat mempengaruhi mental masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Banyak sekali warisan budaya yang dapat ditemukan di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini. Berikut adalah beberapa di antaranya:
  • Kabupaten Alor adalah sebuah kabupaten yang penuh dengan misteri dan dalam hal magic dan merupakan daerah nomor dua setelah sebuah daerah di Afrika. Kabupaten Alor sangat eksotik dan indah serta dipenuhi dengan misteri-misteri alam yang sampai saat ini belum dapat dipecahkan. Sebagai daerah penuh misteri, Alor memiliki suku tradisional Takpala, pakaian berbahan dasar kulit kayu yang sering digunakan suku kabola.
  • Kabupaten Sumba Barat merupakan suatu Kabupaten yang menyimpan berbagai keunikan budaya megalitik. Situs Megalit LAI TARUNG merupakan obyek Kampung Adat Megalitik dengan menhir kuburan kuno sejak purbakala. Pulau Sumba secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai dunia para arwah atau leluhur. Hal ini dikarenakan oleh kepercayaan masyarakat sumba akan keyakinan kuno yang disebut Marapu. Marapu adalah suatu kepercayaan bahwa pada hakekatnya manusia akan mengalami kematian sebagai akhir kehidupan dunia nyata dan beralih ke dunia tidak nyata/marapu atau dunia arwah. Di dalam kehidupan tidak nyata tersebut manusia masih terus berhubungan dengan manusia hidup melalui upacara-upacara adat.
                                 
Sumber:
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Bangka_Belitung
- http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat
- http://febriansyahevans.blogspot.com/
- http://alamendah.org/2015/03/10/flora-dan-fauna-khas-bangka-belitung/
- http://www.initempatwisata.com/wisata-indonesia/bangka-belitung/inilah-11-tempat-wisata-di-bangka-belitung-paling-memikat/2647/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia Dan Harapan 2